Semua Dok Gambar KBS 2TV Korea Selatan
Kemudian Mo Yeon masuk ke sebuah ruang pertemuan, dan memperkenalkan dirinya. Kemudian Myeong Joo minum soju bersama Dae Young. Myeong Joo,”Dihari maju kedepan itu, 157 hari, saya sudah mempertimbangkan bagaimana saya seharusnya membunuhmu”. Kemudian Myeong Joo mengutarakan pengakuannya bahwa selama dia mendapat tugas dinas di Urk, Myeong Joo selalu merindukan Dae Young dan terus memikirkannya hingga membuatnya bisa mati.
Lalu Dae Young mengelus rambut Myeong Joo. Myeong Joo,”Namun kamu kembali dengan keadaan hidup. Bukankah itu sesuatu yang bisa dipuji ?”. Dae Young,”Senang melihatmu sehat”. Kemudian keduanya pun bersulang. Dae Young berencana untuk bertemu dengan Letjen Yoon besok, dan akan memegang erat tangan Myeong Joo.
Dae Young juga berencana untuk melepas seragam militernya. Dae Young,”Jika kamu yang melepasnya, saya enggak akan melepasnya”. Myeong Joo senang bila Dae Young berani melakukan hal itu. Myeong Joo,”Ayo pergi saat pagi hari. Ayo pergi sebelum matahari terbit”. Dae Young,”Kamu ingin kesana dalam keadaan mabuk ?”.
Dae Young takut dengan tindakan Myeong Joo yang terus saja meminum Soju. Lalu Myeong Joo pun mengaku selama dua musim ini, dia belum pernah minum Soju, sehingga Dae Young pun menuangkan Soju pada Myeong Joo. Sambil menikmati minum Soju, Dae Young pun memadang mesra si Myeong Joo.
Keesokan harinya Dae Young pun menghadap Letjen Yoon sambil memegang dengan erat tangan Myeong Joo di depannya. Dae Young,”Seperti yang anda janjikan, 2 cangkir teh, saya memilikinya sekarang”. Meskipun agak sungkan dengan sikap Dae Young memegang tangan anak perempuannya. Letjen Yoon mempersilahkan keduanya duduk dan minum teh, namun Myeong Joo langsung berujar,”Ayah, saya sudah hamil”. Sontak Letjen Yoon menjadi kaget karena itu. Namun Dae Young berusaha agar Myeong Joo tak mengatakan kebohongan itu.
Dae Young gugup berkata ke Letjen Yoon, Dae Young,”Enggak.. Itu enggak benar. Itu sungguh enggak benar.. Apa ini rencanamu”. Lalu Myeong Joo pun menjelaskan ke Dae Young rencananya. Myeong Joo ingin sesuatu yang berbeda. Myeong Joo ingin mengakui hamil dulu lalu berhubungan suami istri sama Dae Young. Myeong Joo,”Saat kekuatanmu lemah, pembelian menyerang adalah jawabannya”. Kemudian letjen Yoon pun berbincang dengan Dae Young serta anaknya Myeong Joo.
Letjen Yoon menyuruh keduanya untuk bicara dan dia akan mendengarkan penjelasan mereka. Lalu Dae Young menjelaskan ke Letjen Yoon secara gamblang bahwa dia tak bisa melepaskan seragam militernya seperti yang dijanjikannya dulu. Dae Young,”Terkunci di ruangan bawah tanah yang tak diketahui, dagingku dibasahi dan tulang patah. Aku tak menyesali semuanya itu saat menjadi prajurit”. Karena semua pengalaman2 itu, Dae Young merasa negara Korea Selatan tidak boleh kehilangan tentara sepertinya.
Dae Young,”Saya ingin melepas seragamku di hari dimana itu akan menjadi sebuah penghargaan. Saya akan mencari jalan lain agar diakui oleh Anda”. Letjen Yoon pun menjelaskan untuk saat sekarang, bukan masalah baginya untuk mengaku Dae Young atau tidak. Letjen Yoon,”negara sudah mengakui sersan Seo. Dan atas keunggulanmu itu, adalah penghargaan bagiku menerimamu sebagai menantuku”. Myeong Joo tak menyangka sang ayah akhirnya tak mempermasalahkan hubungan mereka, yang berbeda pangkat militer. Myeong Joo,”Ayah..”.
Kemudian Letjen Yoon menjelaskan saat dia memberi ijin dinas militer ke Myeong Joo dulu sebenarnya Letjen Yoon sudah memberikan ijin atas hubungan mereka. Letjen Yoon mengaku sangat menyesal sudah menghalangi hubungan mereka. Letjen Yoon,”Mulai dari sekarang, saya tulus bahagia dengan keputusan kalian”. Dae Young,”Terima kasih”. Myeong Joo pun menangis haru di depan ayahnya karena restu sang ayah. Myeong Joo memeluk sang ayah, Letjen Yoon,”Anak perempuanku… Ku serahkan dia dalam perindunganmu”. Dae Young,”Yah,, saya ngerti..”.
Dae Young serta Myeong Joo senang hubungan mereka direstui. Kemudian di RS Haesung, Myeong Joo bertemu dengan Mo Yeon. Mo Yeon memanggil,”Walinya Seo Dae Young ?”. Myeong Joo,”Puteri Mo Yeon ?”. Mo Yeon,”Hubungan kita… nampaknya harus tertangkap dalam pria yang saling bertemu”. Mo Yeon ingin tahu bagaimana perang antara Myeong Joo dengan Dae Young.
Myeong Joo pun berujuar dia kini mengalami perang untuk gencatan senjata, karena sudah mendapat restu dari ayah. Mo Yeon pun mengucapkan selamat atas restu hubungan keduanya.
Lalu Myeong Joo pun memberikan Mo Yeon sebuah kartu ucapan “Selamat hari Natal” kepada Mo Yeon. Saat Mo Yeon membukanya ternyata di dalam ada pesan yang ditulis oleh Fatima, mantan anak asuh Mo Yeon di Urk. Mo Yeon membaca tulisan Fatima itu. Fatima menuliskan “Unnie, hello ini aku Fatima. Saya belajar bahasa Korea. Nanti saya ingin menjadi seorang dokter sepertimu. Merry Christmass. Dan bilang sama ajushhi itu pesanku. Saya rindu kalian dan mencintai kalian”.
Mo Yeon senang mendapatkan pesan dari Fatima itu. Kemudian Chi Hoon masuk ruangan kerja pegawai RS Haesung. Chi Hoon menggunakan komputer Dr Sang Hyun dan bertanya ke perawat Ja Ae passwordnya. Ja Ae,”Genius Song Sang Hyun”.
Min Ji sempat tertawa mendengar password laptop Sang Hyun itu. Chi Hoon membuka file dalam USB itu, Chi Hoon,”Disini, ini berita dari Urk yang dibawa oleh Lettu Yoon”. Akhirnya Min Ji dan Ja Ae tertarik untuk melihat isi file dalam USB itu. Kemudian Chi Hoon membuka filenya dan ada seorang anak yang pernah ditolong oleh Mo Yeon dulu bersama seeokor anak kambing. Min Ji,”Oh! Itu Bleki. Dia sudah tumbuh besar”. Kemudian Chi Hoon memutar video itu.
Dalam video itu anak itu menunjuk kambingnya yang bernama Bleki. Dan saat anak itu hendak memperkenalkan namanya, suara kambing Bleki malah mengembek sehingga Chi Hoon tak mendengar nama dari anak itu. Chi Hoon lalu menggunakan earphonenya namun hasilnya tetap sama, Chi Hoon hanya mendengar suara kambing mengembek saat anak itu memperkenalkan namanya. Akhirnya Chi Hoon berteriak serasa mau gila. Chi Hoon,”Mae apanya ? Selamat tinggal. Nama itu remuk menjadi potongan. Kamu hanya Blekie, Selamanya”.
Saat Chi Hoon hendak mematikan komputer itu, Ja Ae melarangnya. Kembali ke masa lalu saat Sang Hyun dan Ja Ae bertugas di Urk. Saat itu Sang Hyun meminta agar Ja Ae membuka file di drive C di komputernya bila Sang Hyun meninggal di Urk. Sang Hyun menjelaskan di drive C komputernya itu ada sebuah file penting rumah sakit, Sang Hyun,”Folder itu. pastikan untuk dihapus”. Ja Ae menjadi penasaran apa isi file di folder itu. Sang Hyun,”Itu pasti lebih buruk dari yang kamu bayangkan”.
Kembali ke masa sekarang, Chi Hoon dan Min Ji pergi, dan Jae Ae melihat file itu. Ja Ae,”C… my computer”. Ja Ae pun hendak membuka file itu dengan hendak marah kepada Sang Hyun. Jae Ae lalu membuka folder 1030. Saat Ja Ae membukanya ternyata ada beberapa file foto Ja Ae dari dia kecil hingga dewasa.
Selain itu adapula Ja Ae dan Sang Hyun. Juga ada foto saat Jae Ae bertugas di Urk, ternyata Sang Hyun secara diam2 menyimpan kenangannya bersama Ja Ae. Melihat semua foto2 itu, Ja Ae menjadi menangis. Lalu Ja Ae jalan disebuah lorong RS Haesung, dan tak menyangka apa yang dilihatnya. Sekilas seorang pengunjung rumah sakit sempat menabrak Ja Ae, sehingga Ja Ae langsung terjatuh. Namun sebagai suami yang baik, melihat hal itu Sang Hyun langsung bergegas menolong Ja Ae.
Sang Hyun menyuruh Ja Ae duduk, namun Ja Ae mengaku kelelahan dan hendak pergi dari Sang Hyun. Sang Hyun memegang pundak Ja Ae, Sang Hyun,”Jika kamu kelelahan, duduklah dan istirahat daripada istirahat di lengan orang lain. Jika kamu melihat sesuatu kamu seharusnya bilang. Kamu lihat semuanya 1030. Ja Ae,”Itu semua ada di recycle bin”. Sang Hyum,”Kenapa kamu hapus ?”. Jae Ae,”Kenapa kamu menyimpannya ?”. Sang Hyun,”Untuk melamar. Itu adalah lamaran yang saya lakukan”.
Sang Hyun menjelaskan dalam foto2 itu terbersik pengakuan cintanya kepada Ja Ae semenjak Ja Ae berumur 10 hingga 30 tahun. Sang Hyun,”Itu adalah pengakuan dari umur 10 hingga 20 tahun selalu adalah kamu” Ja Ae,”Kamu… tidakkah kamu berpikir bahwa itu hanya kasihan saja ?”. Sang Hyun,”Apa yang kamu tahu ? Saya harus tahu perasaanku. Tanpa kecurigaan, itulah cinta”. Ja Ae pun melarang Sang Hyun melakukan semuanya itu. Sang Hyun tak mengerti maksud dari Ja Ae, Sang Hyun,”Pengakuan apa ?”. Jae Ae,”Yah setelah saya membayarmu kembali”.
Ja Ae berlari kencang, sepertinya tak ingin mendengar perkataan “Saranghae” Sang Hyun. Ja Ae berlari mengaku ingin mengambil uang, dan Sang Hyun pun memburu Ja Ae yang lari itu. Kemudian Ja Ae dan Sang Hyun pun saling berkejaran seperti anak kecil. Sementara itu, Shi Jin pun membawa mobil Mo Yeon. Shi Jin,”Kenapa saya yang mengendarai mobil ini ?”. Mo Yeo,”Teruskan saja. Cepat Big Boss”.
Shi Jin mengira Mo Yeon memanggil namanya ternyata Mo Yeon memanggil mobilnya yang bernama Big Boss. Shi Jin malah bersikap angkuh, Shi Jin,”Apa kamu sangat menyukaiku ? Menggunakan nama panggilanku di mobilmu”. Mo Yeo,”Yah..”. Mo Yeo sempat menyuruh Shi Jin menghentikan mobilnya di sebuah perhentian pencucian mobil yang ada di Seoul. Namun tetap saja Shi Jin kesal mengapa dia harus mengendarai mobil Mo Yeon itu yang bernama Big Boss.
Mo Yeon meminta Shi Jin melakukan apa yang diperintahkannya, karena Mo Yeon tak ingin mobilnya “Big Boss” tak rapi dan berantakan. Shi Jin,”Kali ini masih tetap aneh’’. Mo Yeon terlihat senang melihat Shi Jin yang menyetir mobilnya. Akhirnya Shi Jin pun membersihkan mobil Mo Yeon “Big Boss” itu, dan Mo Yeon berada di dalam mobil sambil mengepalkan jarinya untuk membentuk “Cinta”. Shi Jin,”haruskah saya menyerah saja dengan kencan ? ini sungguh dingin”.
Shi Jin sempat kesal harus membersihkan mobil Big Boss Mo Yeon di tengah cuaca dinginnya kota Seoul. Mo Yeon keluar lewat jendela mobil ingin tahu apa yang dikatakan oleh Shi Jin. Shi Jin berbohong,”Bahwa saya mencintaimu. Tutup jendelanya ini banyak angin dan dingin”. Mo Yeon tetap saja ingin keluar mobil. Shi Jin pun memberikan alat penyemporot air ke Mo Yeon, dan Mo Yeon menekan alat penyemprot air itu sehingga air muncrat ke muka Shi Jin. Shi Jin kebasahan, dan Mo Yeo meminta maaf sudah membuat baju Shi Jin kebasahan.
Shi Jin kedinginan, dan Mo Yeo memberikan jaketnya kepada Shi Jin yang kedinginan itu. Mo Yeon memberikan jaketnya karena takut tubuh sixpack Shi Jin dilihat oleh wanita lain. Shi Jin tak menyangka dia kencan dengan Mo Yeon yang sedikit bersifat “nakal”. Shi Jin melihat Mo Yeon sedikit “nakal” bila dia tersenyum. Shi Jin bertingkah manja di depan Mo Yeon dan mendekati Mo Yeon. Shi Jin,”Ini dingin. Ini sungguh dingin”.
Mo Yeon pun memeluk Shi Jin yang kedinginan. Sebaliknya Myeong Joo dan Dae Young makan bersama di barak militer mereka.
Myeong Joo menganggu Dae Young dengan mengarahkan kakinya hampir pada bagian tengah paha Dae Young. Perilaku usil itu membuat Dae Young kesal. Dae Young menjadi salah tingkah karena tindakan usil Myeong Joo itu. Apalagi mereka berada di kumpulan banyak prajurit. Dae Young,”Saya ingin makan dengan nyaman. Saya malah mendapat gangguan pencernaan klo begini”. Myeong Joo,”Pergilah ke RS jika begitu. Saya akan merawatmu”.
Akhirnya agar Dae Young mengalami ganggunan pencernaan, Myeong Joo memberikan porsi makan siangnya kepada Dae Young. Lalu Myeong Joo memberikan surat undangan pernikahan Daniel dan Ye Hwa, yang dilangsungkan di negara kota Vancouver Kanada. Dae Young,”Si Dokter itu ?”. Daniel dan Ye Hwa akhirnya melegalkan hubungan mereka.
Dae Young serta Myeong Joo diundang untuk pernikahan Daniel dan Ye Hwa itu. Di RS Haesung, Chi Hoon memberikan undangan pernikahan kepada Ja Ae, Sang Hyun, serta Min Ji. Selain undangan pernikahan, Daniel serta Ye Hwan juga memberikan tiket pesawat ke Kanada serta akomodasi hotel disana. Min Ji,”Daebak..”. Chi Hoon,”Namun ini aneh. Saya pikir mereka sudah nikah”.
Min Ji sambil marah menegaskan Daniel dan Ye Hwa dulunya hanyalah sahabat semata. Ja Ae,”Mereka hanya rekan kerja..”. Lucunya, Min Ji dan Ja Ae malah marah mengetahui Daniel dan Ye Hwa akhirnya menikah. Chi Hoon tahu ayah Ye Hwa adalah seorang dokter obat dari bidang kedokteran Asia, yang memulai tinggal di Rusia. Chi Hoon juga memberitahukan ayah Ye Hwa, kakaknya, serta ibunya meninggal karena ditembak.
Kembali ke Myeong Joo, Myeong Joo,”Yah Ye Hwa adalah orang yang diselamatkan oleh Daniel. Mereka lari ke kedutaan kanada. Hanya Daniel yang bisa masuk. Ye Hwa campuran Rusia tak bisa masuk”. Lebih lanjut, Myeong Joo menjelaskan bahwa Ye Hwa mendapatkan masalah untuk mencari suaka di negara Kanada karena adanya aturan di imigrasi negara itu. Dan untuk menyelamatkan hidup sang kekasih Ye Hwang, Daniel pun rela mendaftarkan pernikahannya dengan Ye Hwa di negara Kanada.
Myeong Joo kagum dengan sikap Daniel itu. Myeong Joo,”Saat saya menyebutkan wasiatmu, dia (Ye Hwa) bilang dia juga kehilangan keluarganya”. Dae Young bertanya apakah Myeong Joo membaca wasiatnya. Myeong Joo mengaku tak membaca surat Dae Young dulu karena dia tahu Dae Young pasti hanya menulis lirik yang dia salin dari sebuah lagu.
Dae Young,”Saya tidak begitu. Rencanaku adalah selalu untuk lari. Kamu adalah orang yang lebih berani dari orang lain yang mencintaiku yang lebih bodoh dari orang lain. Saya sungguh berterima kasih dan minta maaf”. Kemudian Dae Young pun bernarasi terhadap tulisan yang dia tulis di surat wasiatnya kepada Myeong Joo. Dae Young bernarasi,”Jika kamu membaca wasiat ini, si bodoh ini yakni aku telah melukaimu hingga akhir”. Kembali ke masa sekarang. Dae Young meminta Myeong Joo untuk jangan memaafkannya. Semakin Dae Young berpikir, dia semakin ingin Myeong Joo bisa bahagia. Dae Young,”Cintaku membakarmu Yoon Myeong Joo. Apapun saya hidup atau meninggal, itu takkan berubah”.
Myeong Joo ingin tahu apakah Dae Young mengingat semua kata2 mutiara yang dituliskannya dalam surat wasiat itu. Kemudian Myeong Joo pun mengambil surat Dae Young di saku bajunya, dan langsung membacanya. Myeong Joo membaca surat wasiat Dae Young itu dan menangis, semua kata2 yang diucapkan oleh Dae Young tadi benar seperti yang dituliskannnya dalam surat itu.
Dae Young,”Karena saya menuliskannya beratus2 kali. Karena beratus2 kali itu. Aku ingin menghampirimu”. Semua prajurit serta warga yang ikut wamil yang mendengar perkataan Dae Young itu berteriak, Prajurit,”Woah…!”. Lalu Dae Young memberikan komando kepada peserta wamil dan prajurit. Lalu Dae Young mencium kening Myeong Joo dengan mesra, dan semua peserta wamil serta prajurit bersorak2i. Myeong Joo yang berani juga berdiri dan meminta perhatian semua prajurit serta peserta wamil.
Myeong Joo,”Bawahanku juga akan menutup mata mereka. Tutup matamu”. Dae Young pun menutup matanya. Lalu Myeong Joo dengan berani membalikkan tubuh Dae Young yang sedang menutup matanya. Myeong Joo dengan kencang memegang leher Dae Young. Lalu Myeong Joo pun langsung mencium Dae Young, dan Dae Young menyambut ciuman Myeong Joo. Keduanya bertingkah mesra di depan para prajurit dan peserta wamil sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai.
Semuanya pun bersorak melihat tindakan mesra Dae Young serta Myeong Joo itu. Shi Jin dan Mo Yeon minum bir bersama. Keduanya berbicang tentang apa yang akan diberikan buat pernikahan Daniel serta Ye Hwa. Mo Yeon juga sudah melakukan donasi seperti yang diminta oleh Daniel atas ucapan terima kasih Mo Yeon terhadap bantuan Daneil selama Mo Yeon di Urk.
Mo Yeon,”Kamu mungkin tak tahu macam pengalaman itu semenjak kamu tak tahu cara hidup”. Shi Jin meledek Mo Yeon, Shi Jin,”Orang yang mencari tas uang 007 pastinya tidak disini hari ini”. Mo Yeon,”Wanita itu akan mengambil beberapa bir”, dengan raut wajah kesal. Kemudian Mo Yeon mengambik bir di kulkasnya. Shi Jin menjadi penasaran dengan foto di depan kulkas Mo Yeon, apakah foto itu karena Mo Yeon termasuk wakil mahasiswi unggulan. Mo Yeon menjelaskan foto itu karena dia wakil buat seorang mahasiswi cantik.
Namun Shi Jin tak percaya, Shi Jin merasa Mo Yeon yang selalu menjadi wakil di kampusnya karena keburuntungan nama depan Mo Yeon saja, yakni Kang. Mo Yeon menampiknya,”Bukan begitu!”. Shi Jin menyindir,”Mungkin karena umur ?”. Kemudian Mo Yeon menjelaskan besok dia akan pergi ke kampusnya demi menghadiri para juniornya yang akan mengambil sumpah dokter.
Mo Yeon menegaskan dia turut hadir dalam acara akademik itu, karena dia seorang senior yang terkemuka dulu saat di kampus. Shi Jin menyindir,”Apa kamu punya utang juga ?”. Karena sindiran Shi Jin itu malah membuat Mo Yeon jengkel dan menyuruh Shi Jin segera pulang ke rumahnya. Namun Shi Jin mengaku tak bisa pulang karena padatnya lalu lintas di Seoul sekarang. Mo Yeon bernarasi,”Hippocrate bilang ini, dia bilang ini sungguh banyak waktu. Beberapa kata2 yang tinggal di pikiranmu, namun beberapa kata2 tersisa di hatimu. Seperti contoh, ini”.
Lalu alur film ini memperlihatkan seorang mahasiswi kodekteran yang sedang diambil sumpah dokternya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Juga seorang perwira akademi militer yang sedang diambil sumpah jabatannya untuk memberikan pengorbanan yang terbaik bagi nusa bangsa negara Korea. Mahasiswi,”Saya akan menegakkan tanggung jawabku pada pasienku. Meskipun saya menghadapi bahaya. Saya takkan menggunakan ilmu dokterku yang berlawanan dari hukum kemanusiaan”.
Mo Yeon kembali berkata di hatinya, Mo Yeon,”Meskipun saya menghadapi bahaya, Saya enggak akan mundur dari banyak macam bahaya. Bahkan senjata macam apapun, tetap menjaga tanah ini aman”. Muncullah saat Mo Yeon menolong banyak korban gempa Urk, serta Shi Jin juga pasukan Alpha yang berseteru dengan pasukan Arab.
Para perwira akademi militer pun membuang ke langit topi militer mereka juga mahasiwa kedokteran yang melempar toga mereka. Ini sebagai tanda mereka sudah siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa negara Korsel. Mo Yeon,”Hari ini tak terhitung Shi Jin dan tak terhitung Mo Yeon yang berjanji melakukan itu. Saya harap janji itu benar2 dijaga”. Kemudian Shi Nin dan Mo Yeon kembali ke pantai kapal karam, dan menaruh kerikil yang pernah mereka bawa. Shi Jin senang bisa kembali ke pantai kapal karam itu.
Mo Yeon merasa karena Shi Jin-lah dia kehilangan kesempatan untuk datang ke pantai kapal karam dengan lelaki lain. Mo Yeon tak ingin datang ke pantai kapal karam itu sendiri, apalagi pemandagannya yang indah. Karena kesal Shi Jin pun mengejar Mo Yeon. Saat dikejar oleh Shi Jin, Mo Yeon meminta Shi Jin untuk berhenti sambil memotretnya dengan hpnya. Mo Yeon,”Karena hanya gambar itu saya memilikimu yakni x-ray. Dan saya sudah melihat itu banyak kali”. Kemudian Mo Yeon menantang Shi Jin untuk menangkapnya jika memang dia bisa. Mo Yeon,”Tangkap aku jika kamu bisa!”. Shi Jin,”Kamu akan mati jika saya menangkapmu”.
Lalu Shi Jin pun mengejar Mo Yon yang berlari darinya. Mo Yeon,”Namun kapankah kita akan berangkat ?”. Shi Jin,”Saat perahu itu datang seperti itu”, sambil menunjuk tangannya ke boat. Mo Yeon,”Sungguh? Wow! Saya sendiri dengan seorang pria!. Ini Daebak”. Keduanya pun kembali saling berkejaran. Dan pada sore hari, Shi Jin dan Mo Yeon melihat pemandagan pantai kapal karam. Keduanya menaiki kapal karam, dan Mo Yeon minum sebotol anggur. Mo Yeon,”Kamu sungguh tak ingin minum ? Ini sungguh enak”. Shi Jin,”Saya sungguh ingin minum, namun Saya harus mengedarai perahunya itu”. Mo Yeon,”Kamu bilang kita takkan berangkat”.
Shi Jin memandangi wajah manis Mo Yeon yang memandangi laut. Shi Jin penasaran apakah anggur yang diminum oleh Mo Yeon enaknya rasanya. Mo Yeon mengaku anggur yang diminumnya sungguh enak dan menawarkannya pada Shi Jin. Mo Yeon mengenang masa silam dulu mengira dia akan meninggal. Sebaliknya Shi Jin malah berpikiran dia gugup bisa meninggal sekarang, karena ada alkohol di pantai juga ditemani seorang yang cantik yakni Mo Yeon.
Memandangi langit, Shi Jin melihat bintang2nya seperti akan jatuh. Tak lama Mo Yeon malah melihat sebuah bintang jatuh, dan kagum akan hal itu. Mo Yeon baru pertama kalinya melihat bintang jatuh. Mo Yeon tak menyangka bintang di seluruh dunia terlihat di pantai kapal karam. Shi Jin bertanya apakah Mo Yeon akan memanjatkan sebuah keinginan, namun Mo Yeon ternyata sudah memanjatkan keinginannya saat bintang itu jatuh.
Mo Yeon,”Coba dan ambil satu bintang itu bagiku”. Shi Jin,”Saya sudah mengambilnya. Itu yang duduk disampingmu. Kamu sungguh hangat. Kehidupanku sungguh benderang tiba2”. Mo Yeon tersenyum mendengar pujian Shi Jin itu akan dirinya. Shi Jin tak menyangka wanita seperti Mo Yeon menghampiri hidupnya.
Mo Yeon,”Kamu harus menyelamatkan negara di kehidupan lalumu. Enggak. Kamu pastinya menjadi hakim di kehidupan lalumu”. Shi Jin merasa kehidupannya kini sudah banyak kemajuan. Mo Yeon berharap dia dan Shi Jin akan bertemu kembali pada kehidupan selanjutnya. Shi Jin merasa dia harus menyelamatkan negara kembali untuk bisa bertemu dengan wanita seperti Mo Yeon.
Namun Mo Yeon berencana dia tak ingin bertemu dengan Shi Jin di kehidupan selanjutnya. Mo Yeon,”Jika saya bilang enggak, kamu takkan datang padaku?. Kamu harus datang berjumpa denganku di kehidupan selanjutnya juga”. Shi Jin,”Kamu sudah janji”. Keduanya kembali menatap indahnya langit, Shi Jin,”Apa yang kamu inginkan ?”. Shi Jin,”Kamu akan terkejut. Shi Jin,”Apa itu ?”. Mo Yeon,”Tolong biarkan pria ini… menciumku. Akankah itu menjadi nyata ?”.
Dan keinginan Mo Yeon untuk dicium oleh Shi Jin pun menjadi nyata. Keduanya saling berciuman romantis sebagai tanda sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta yang sangat saling mencintai, dan sudah melalui banyak tantangan. Shi Jin,”Saya cinta kamu..”. Mo Yeon,”Saya juga..”. Shi Jin,”Ini sebuah pertanyaan”. Mo Yeon,”Saya cinta kamu. Inilah jawabanku”. Shi Jin,”Saya juga..”.
Keduanya pun tenggelam dalam romansa cinta yang mendalam. Chi Hoon, Min Ji, serta Mo Yeon bersiap2 untuk pergi ke pesta pernikahan Daniel dan Ye Hwa. Mo Yeon sejenak melihat rekening kartu kreditnya. Chi Hoon,”Namun di negara asing, bukannya mereka memberikan hadiah, bukannya uang buat pernikanan ?”. Mo Yeon,”Buat pernikahan dan penguburan, pembayaran tunai pastinya diterima disemua usian dan negara”.
Akhirnya semua mantan relawan Urk pun tiba di acara pernikahan Daniel dan Ye Hwa di Kanada. Min Ji,”Ye Hwa terlihat sedikit cantik semenjak dia berpakaian, penikahannya sungguh unik”. Min Ji sedikit masih cemburut karena Ye Hwa yang berhasil mendapatkan Daniel. Lalu Mo Yeon menyahut apa yang dilihatnya sekarang sesuatu yang unik. Ternyata Mo Yeon melihat Dae Young sedang memegang bunga mawar putih seperti orang bodoh. Shi Jin,”Gosh.. tidak bisakah tidak melakukan sesuatu seperti itu ?”.
Dae Young terus saja seperti orang bodoh mencium bunga mawar merah di hadapannya. Myeong Joo,”Biarkan dia sendiri. Dia seorang wanita yang memiliki banyak kenangan tentang pernikahan. Mantan pacar”. Tak lama Chi Hoon muncul, Chi Hoon,”Apa anda suka akhir yang seperti ini ?. Kami mengatasi semua kemalangan hidup dengan cinta dan hidup dengan bahagia setelah waktu yang lama. Tamat”. Tiba2 saja lampu mati, Ja Ae,”Kiss Time ?”. Tak lama lampu ruangan kembali menyala.
Seorang pelayan gedung datang dan melaporkan bahwa ada gunung merapi yang meletus. Semua hadirin lari. Min Ji,”Oh.. yah tuhan..”. Min Ji tak menyangka mereka akan bertemu kembali dengan bencana alam. Akhirnya semua mantan relawan Urk harus kembali bertugas. Chi Hoon,”Lalu apakah kita akan melewatkan liburan kita ?”. Shi Jin, Mo Yeon, dan semuanya bersiap2 untuk bertugas kembali menangani bencana alam ini. Shi Jin,”Ayo pergi..”. Dan drama inipun tamat.
Mimin ucapkan terima kasih banyak buat yang sudah membaca semua episode sinopsis DOTS, dan nantikan sinopsis mimin yang lain.
Semua Dok Gambar KBS 2TV Korea Selatan
Kemudian Mo Yeon masuk ke sebuah ruang pertemuan, dan memperkenalkan dirinya. Kemudian Myeong Joo minum soju bersama Dae Young. Myeong Joo,”Dihari maju kedepan itu, 157 hari, saya sudah mempertimbangkan bagaimana saya seharusnya membunuhmu”. Kemudian Myeong Joo mengutarakan pengakuannya bahwa selama dia mendapat tugas dinas di Urk, Myeong Joo selalu merindukan Dae Young dan terus memikirkannya hingga membuatnya bisa mati.
Lalu Dae Young mengelus rambut Myeong Joo. Myeong Joo,”Namun kamu kembali dengan keadaan hidup. Bukankah itu sesuatu yang bisa dipuji ?”. Dae Young,”Senang melihatmu sehat”. Kemudian keduanya pun bersulang. Dae Young berencana untuk bertemu dengan Letjen Yoon besok, dan akan memegang erat tangan Myeong Joo.
Dae Young juga berencana untuk melepas seragam militernya. Dae Young,”Jika kamu yang melepasnya, saya enggak akan melepasnya”. Myeong Joo senang bila Dae Young berani melakukan hal itu. Myeong Joo,”Ayo pergi saat pagi hari. Ayo pergi sebelum matahari terbit”. Dae Young,”Kamu ingin kesana dalam keadaan mabuk ?”.
Dae Young takut dengan tindakan Myeong Joo yang terus saja meminum Soju. Lalu Myeong Joo pun mengaku selama dua musim ini, dia belum pernah minum Soju, sehingga Dae Young pun menuangkan Soju pada Myeong Joo. Sambil menikmati minum Soju, Dae Young pun memadang mesra si Myeong Joo.
Keesokan harinya Dae Young pun menghadap Letjen Yoon sambil memegang dengan erat tangan Myeong Joo di depannya. Dae Young,”Seperti yang anda janjikan, 2 cangkir teh, saya memilikinya sekarang”. Meskipun agak sungkan dengan sikap Dae Young memegang tangan anak perempuannya. Letjen Yoon mempersilahkan keduanya duduk dan minum teh, namun Myeong Joo langsung berujar,”Ayah, saya sudah hamil”. Sontak Letjen Yoon menjadi kaget karena itu. Namun Dae Young berusaha agar Myeong Joo tak mengatakan kebohongan itu.
Dae Young gugup berkata ke Letjen Yoon, Dae Young,”Enggak.. Itu enggak benar. Itu sungguh enggak benar.. Apa ini rencanamu”. Lalu Myeong Joo pun menjelaskan ke Dae Young rencananya. Myeong Joo ingin sesuatu yang berbeda. Myeong Joo ingin mengakui hamil dulu lalu berhubungan suami istri sama Dae Young. Myeong Joo,”Saat kekuatanmu lemah, pembelian menyerang adalah jawabannya”. Kemudian letjen Yoon pun berbincang dengan Dae Young serta anaknya Myeong Joo.
Letjen Yoon menyuruh keduanya untuk bicara dan dia akan mendengarkan penjelasan mereka. Lalu Dae Young menjelaskan ke Letjen Yoon secara gamblang bahwa dia tak bisa melepaskan seragam militernya seperti yang dijanjikannya dulu. Dae Young,”Terkunci di ruangan bawah tanah yang tak diketahui, dagingku dibasahi dan tulang patah. Aku tak menyesali semuanya itu saat menjadi prajurit”. Karena semua pengalaman2 itu, Dae Young merasa negara Korea Selatan tidak boleh kehilangan tentara sepertinya.
Dae Young,”Saya ingin melepas seragamku di hari dimana itu akan menjadi sebuah penghargaan. Saya akan mencari jalan lain agar diakui oleh Anda”. Letjen Yoon pun menjelaskan untuk saat sekarang, bukan masalah baginya untuk mengaku Dae Young atau tidak. Letjen Yoon,”negara sudah mengakui sersan Seo. Dan atas keunggulanmu itu, adalah penghargaan bagiku menerimamu sebagai menantuku”. Myeong Joo tak menyangka sang ayah akhirnya tak mempermasalahkan hubungan mereka, yang berbeda pangkat militer. Myeong Joo,”Ayah..”.
Kemudian Letjen Yoon menjelaskan saat dia memberi ijin dinas militer ke Myeong Joo dulu sebenarnya Letjen Yoon sudah memberikan ijin atas hubungan mereka. Letjen Yoon mengaku sangat menyesal sudah menghalangi hubungan mereka. Letjen Yoon,”Mulai dari sekarang, saya tulus bahagia dengan keputusan kalian”. Dae Young,”Terima kasih”. Myeong Joo pun menangis haru di depan ayahnya karena restu sang ayah. Myeong Joo memeluk sang ayah, Letjen Yoon,”Anak perempuanku… Ku serahkan dia dalam perindunganmu”. Dae Young,”Yah,, saya ngerti..”.
Dae Young serta Myeong Joo senang hubungan mereka direstui. Kemudian di RS Haesung, Myeong Joo bertemu dengan Mo Yeon. Mo Yeon memanggil,”Walinya Seo Dae Young ?”. Myeong Joo,”Puteri Mo Yeon ?”. Mo Yeon,”Hubungan kita… nampaknya harus tertangkap dalam pria yang saling bertemu”. Mo Yeon ingin tahu bagaimana perang antara Myeong Joo dengan Dae Young.
Myeong Joo pun berujuar dia kini mengalami perang untuk gencatan senjata, karena sudah mendapat restu dari ayah. Mo Yeon pun mengucapkan selamat atas restu hubungan keduanya.
Lalu Myeong Joo pun memberikan Mo Yeon sebuah kartu ucapan “Selamat hari Natal” kepada Mo Yeon. Saat Mo Yeon membukanya ternyata di dalam ada pesan yang ditulis oleh Fatima, mantan anak asuh Mo Yeon di Urk. Mo Yeon membaca tulisan Fatima itu. Fatima menuliskan “Unnie, hello ini aku Fatima. Saya belajar bahasa Korea. Nanti saya ingin menjadi seorang dokter sepertimu. Merry Christmass. Dan bilang sama ajushhi itu pesanku. Saya rindu kalian dan mencintai kalian”.
Mo Yeon senang mendapatkan pesan dari Fatima itu. Kemudian Chi Hoon masuk ruangan kerja pegawai RS Haesung. Chi Hoon menggunakan komputer Dr Sang Hyun dan bertanya ke perawat Ja Ae passwordnya. Ja Ae,”Genius Song Sang Hyun”.
Min Ji sempat tertawa mendengar password laptop Sang Hyun itu. Chi Hoon membuka file dalam USB itu, Chi Hoon,”Disini, ini berita dari Urk yang dibawa oleh Lettu Yoon”. Akhirnya Min Ji dan Ja Ae tertarik untuk melihat isi file dalam USB itu. Kemudian Chi Hoon membuka filenya dan ada seorang anak yang pernah ditolong oleh Mo Yeon dulu bersama seeokor anak kambing. Min Ji,”Oh! Itu Bleki. Dia sudah tumbuh besar”. Kemudian Chi Hoon memutar video itu.
Dalam video itu anak itu menunjuk kambingnya yang bernama Bleki. Dan saat anak itu hendak memperkenalkan namanya, suara kambing Bleki malah mengembek sehingga Chi Hoon tak mendengar nama dari anak itu. Chi Hoon lalu menggunakan earphonenya namun hasilnya tetap sama, Chi Hoon hanya mendengar suara kambing mengembek saat anak itu memperkenalkan namanya. Akhirnya Chi Hoon berteriak serasa mau gila. Chi Hoon,”Mae apanya ? Selamat tinggal. Nama itu remuk menjadi potongan. Kamu hanya Blekie, Selamanya”.
Saat Chi Hoon hendak mematikan komputer itu, Ja Ae melarangnya. Kembali ke masa lalu saat Sang Hyun dan Ja Ae bertugas di Urk. Saat itu Sang Hyun meminta agar Ja Ae membuka file di drive C di komputernya bila Sang Hyun meninggal di Urk. Sang Hyun menjelaskan di drive C komputernya itu ada sebuah file penting rumah sakit, Sang Hyun,”Folder itu. pastikan untuk dihapus”. Ja Ae menjadi penasaran apa isi file di folder itu. Sang Hyun,”Itu pasti lebih buruk dari yang kamu bayangkan”.
Kembali ke masa sekarang, Chi Hoon dan Min Ji pergi, dan Jae Ae melihat file itu. Ja Ae,”C… my computer”. Ja Ae pun hendak membuka file itu dengan hendak marah kepada Sang Hyun. Jae Ae lalu membuka folder 1030. Saat Ja Ae membukanya ternyata ada beberapa file foto Ja Ae dari dia kecil hingga dewasa.
Selain itu adapula Ja Ae dan Sang Hyun. Juga ada foto saat Jae Ae bertugas di Urk, ternyata Sang Hyun secara diam2 menyimpan kenangannya bersama Ja Ae. Melihat semua foto2 itu, Ja Ae menjadi menangis. Lalu Ja Ae jalan disebuah lorong RS Haesung, dan tak menyangka apa yang dilihatnya. Sekilas seorang pengunjung rumah sakit sempat menabrak Ja Ae, sehingga Ja Ae langsung terjatuh. Namun sebagai suami yang baik, melihat hal itu Sang Hyun langsung bergegas menolong Ja Ae.
Sang Hyun menyuruh Ja Ae duduk, namun Ja Ae mengaku kelelahan dan hendak pergi dari Sang Hyun. Sang Hyun memegang pundak Ja Ae, Sang Hyun,”Jika kamu kelelahan, duduklah dan istirahat daripada istirahat di lengan orang lain. Jika kamu melihat sesuatu kamu seharusnya bilang. Kamu lihat semuanya 1030. Ja Ae,”Itu semua ada di recycle bin”. Sang Hyum,”Kenapa kamu hapus ?”. Jae Ae,”Kenapa kamu menyimpannya ?”. Sang Hyun,”Untuk melamar. Itu adalah lamaran yang saya lakukan”.
Sang Hyun menjelaskan dalam foto2 itu terbersik pengakuan cintanya kepada Ja Ae semenjak Ja Ae berumur 10 hingga 30 tahun. Sang Hyun,”Itu adalah pengakuan dari umur 10 hingga 20 tahun selalu adalah kamu” Ja Ae,”Kamu… tidakkah kamu berpikir bahwa itu hanya kasihan saja ?”. Sang Hyun,”Apa yang kamu tahu ? Saya harus tahu perasaanku. Tanpa kecurigaan, itulah cinta”. Ja Ae pun melarang Sang Hyun melakukan semuanya itu. Sang Hyun tak mengerti maksud dari Ja Ae, Sang Hyun,”Pengakuan apa ?”. Jae Ae,”Yah setelah saya membayarmu kembali”.
Ja Ae berlari kencang, sepertinya tak ingin mendengar perkataan “Saranghae” Sang Hyun. Ja Ae berlari mengaku ingin mengambil uang, dan Sang Hyun pun memburu Ja Ae yang lari itu. Kemudian Ja Ae dan Sang Hyun pun saling berkejaran seperti anak kecil. Sementara itu, Shi Jin pun membawa mobil Mo Yeon. Shi Jin,”Kenapa saya yang mengendarai mobil ini ?”. Mo Yeo,”Teruskan saja. Cepat Big Boss”.
Shi Jin mengira Mo Yeon memanggil namanya ternyata Mo Yeon memanggil mobilnya yang bernama Big Boss. Shi Jin malah bersikap angkuh, Shi Jin,”Apa kamu sangat menyukaiku ? Menggunakan nama panggilanku di mobilmu”. Mo Yeo,”Yah..”. Mo Yeo sempat menyuruh Shi Jin menghentikan mobilnya di sebuah perhentian pencucian mobil yang ada di Seoul. Namun tetap saja Shi Jin kesal mengapa dia harus mengendarai mobil Mo Yeon itu yang bernama Big Boss.
Mo Yeon meminta Shi Jin melakukan apa yang diperintahkannya, karena Mo Yeon tak ingin mobilnya “Big Boss” tak rapi dan berantakan. Shi Jin,”Kali ini masih tetap aneh’’. Mo Yeon terlihat senang melihat Shi Jin yang menyetir mobilnya. Akhirnya Shi Jin pun membersihkan mobil Mo Yeon “Big Boss” itu, dan Mo Yeon berada di dalam mobil sambil mengepalkan jarinya untuk membentuk “Cinta”. Shi Jin,”haruskah saya menyerah saja dengan kencan ? ini sungguh dingin”.
Shi Jin sempat kesal harus membersihkan mobil Big Boss Mo Yeon di tengah cuaca dinginnya kota Seoul. Mo Yeon keluar lewat jendela mobil ingin tahu apa yang dikatakan oleh Shi Jin. Shi Jin berbohong,”Bahwa saya mencintaimu. Tutup jendelanya ini banyak angin dan dingin”. Mo Yeon tetap saja ingin keluar mobil. Shi Jin pun memberikan alat penyemporot air ke Mo Yeon, dan Mo Yeon menekan alat penyemprot air itu sehingga air muncrat ke muka Shi Jin. Shi Jin kebasahan, dan Mo Yeo meminta maaf sudah membuat baju Shi Jin kebasahan.
Shi Jin kedinginan, dan Mo Yeo memberikan jaketnya kepada Shi Jin yang kedinginan itu. Mo Yeon memberikan jaketnya karena takut tubuh sixpack Shi Jin dilihat oleh wanita lain. Shi Jin tak menyangka dia kencan dengan Mo Yeon yang sedikit bersifat “nakal”. Shi Jin melihat Mo Yeon sedikit “nakal” bila dia tersenyum. Shi Jin bertingkah manja di depan Mo Yeon dan mendekati Mo Yeon. Shi Jin,”Ini dingin. Ini sungguh dingin”.
Mo Yeon pun memeluk Shi Jin yang kedinginan. Sebaliknya Myeong Joo dan Dae Young makan bersama di barak militer mereka.
Myeong Joo menganggu Dae Young dengan mengarahkan kakinya hampir pada bagian tengah paha Dae Young. Perilaku usil itu membuat Dae Young kesal. Dae Young menjadi salah tingkah karena tindakan usil Myeong Joo itu. Apalagi mereka berada di kumpulan banyak prajurit. Dae Young,”Saya ingin makan dengan nyaman. Saya malah mendapat gangguan pencernaan klo begini”. Myeong Joo,”Pergilah ke RS jika begitu. Saya akan merawatmu”.
Akhirnya agar Dae Young mengalami ganggunan pencernaan, Myeong Joo memberikan porsi makan siangnya kepada Dae Young. Lalu Myeong Joo memberikan surat undangan pernikahan Daniel dan Ye Hwa, yang dilangsungkan di negara kota Vancouver Kanada. Dae Young,”Si Dokter itu ?”. Daniel dan Ye Hwa akhirnya melegalkan hubungan mereka.
Dae Young serta Myeong Joo diundang untuk pernikahan Daniel dan Ye Hwa itu. Di RS Haesung, Chi Hoon memberikan undangan pernikahan kepada Ja Ae, Sang Hyun, serta Min Ji. Selain undangan pernikahan, Daniel serta Ye Hwan juga memberikan tiket pesawat ke Kanada serta akomodasi hotel disana. Min Ji,”Daebak..”. Chi Hoon,”Namun ini aneh. Saya pikir mereka sudah nikah”.
Min Ji sambil marah menegaskan Daniel dan Ye Hwa dulunya hanyalah sahabat semata. Ja Ae,”Mereka hanya rekan kerja..”. Lucunya, Min Ji dan Ja Ae malah marah mengetahui Daniel dan Ye Hwa akhirnya menikah. Chi Hoon tahu ayah Ye Hwa adalah seorang dokter obat dari bidang kedokteran Asia, yang memulai tinggal di Rusia. Chi Hoon juga memberitahukan ayah Ye Hwa, kakaknya, serta ibunya meninggal karena ditembak.
Kembali ke Myeong Joo, Myeong Joo,”Yah Ye Hwa adalah orang yang diselamatkan oleh Daniel. Mereka lari ke kedutaan kanada. Hanya Daniel yang bisa masuk. Ye Hwa campuran Rusia tak bisa masuk”. Lebih lanjut, Myeong Joo menjelaskan bahwa Ye Hwa mendapatkan masalah untuk mencari suaka di negara Kanada karena adanya aturan di imigrasi negara itu. Dan untuk menyelamatkan hidup sang kekasih Ye Hwang, Daniel pun rela mendaftarkan pernikahannya dengan Ye Hwa di negara Kanada.
Myeong Joo kagum dengan sikap Daniel itu. Myeong Joo,”Saat saya menyebutkan wasiatmu, dia (Ye Hwa) bilang dia juga kehilangan keluarganya”. Dae Young bertanya apakah Myeong Joo membaca wasiatnya. Myeong Joo mengaku tak membaca surat Dae Young dulu karena dia tahu Dae Young pasti hanya menulis lirik yang dia salin dari sebuah lagu.
Dae Young,”Saya tidak begitu. Rencanaku adalah selalu untuk lari. Kamu adalah orang yang lebih berani dari orang lain yang mencintaiku yang lebih bodoh dari orang lain. Saya sungguh berterima kasih dan minta maaf”. Kemudian Dae Young pun bernarasi terhadap tulisan yang dia tulis di surat wasiatnya kepada Myeong Joo. Dae Young bernarasi,”Jika kamu membaca wasiat ini, si bodoh ini yakni aku telah melukaimu hingga akhir”. Kembali ke masa sekarang. Dae Young meminta Myeong Joo untuk jangan memaafkannya. Semakin Dae Young berpikir, dia semakin ingin Myeong Joo bisa bahagia. Dae Young,”Cintaku membakarmu Yoon Myeong Joo. Apapun saya hidup atau meninggal, itu takkan berubah”.
Myeong Joo ingin tahu apakah Dae Young mengingat semua kata2 mutiara yang dituliskannya dalam surat wasiat itu. Kemudian Myeong Joo pun mengambil surat Dae Young di saku bajunya, dan langsung membacanya. Myeong Joo membaca surat wasiat Dae Young itu dan menangis, semua kata2 yang diucapkan oleh Dae Young tadi benar seperti yang dituliskannnya dalam surat itu.
Dae Young,”Karena saya menuliskannya beratus2 kali. Karena beratus2 kali itu. Aku ingin menghampirimu”. Semua prajurit serta warga yang ikut wamil yang mendengar perkataan Dae Young itu berteriak, Prajurit,”Woah…!”. Lalu Dae Young memberikan komando kepada peserta wamil dan prajurit. Lalu Dae Young mencium kening Myeong Joo dengan mesra, dan semua peserta wamil serta prajurit bersorak2i. Myeong Joo yang berani juga berdiri dan meminta perhatian semua prajurit serta peserta wamil.
Myeong Joo,”Bawahanku juga akan menutup mata mereka. Tutup matamu”. Dae Young pun menutup matanya. Lalu Myeong Joo dengan berani membalikkan tubuh Dae Young yang sedang menutup matanya. Myeong Joo dengan kencang memegang leher Dae Young. Lalu Myeong Joo pun langsung mencium Dae Young, dan Dae Young menyambut ciuman Myeong Joo. Keduanya bertingkah mesra di depan para prajurit dan peserta wamil sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai.
Semuanya pun bersorak melihat tindakan mesra Dae Young serta Myeong Joo itu. Shi Jin dan Mo Yeon minum bir bersama. Keduanya berbicang tentang apa yang akan diberikan buat pernikahan Daniel serta Ye Hwa. Mo Yeon juga sudah melakukan donasi seperti yang diminta oleh Daniel atas ucapan terima kasih Mo Yeon terhadap bantuan Daneil selama Mo Yeon di Urk.
Mo Yeon,”Kamu mungkin tak tahu macam pengalaman itu semenjak kamu tak tahu cara hidup”. Shi Jin meledek Mo Yeon, Shi Jin,”Orang yang mencari tas uang 007 pastinya tidak disini hari ini”. Mo Yeon,”Wanita itu akan mengambil beberapa bir”, dengan raut wajah kesal. Kemudian Mo Yeon mengambik bir di kulkasnya. Shi Jin menjadi penasaran dengan foto di depan kulkas Mo Yeon, apakah foto itu karena Mo Yeon termasuk wakil mahasiswi unggulan. Mo Yeon menjelaskan foto itu karena dia wakil buat seorang mahasiswi cantik.
Namun Shi Jin tak percaya, Shi Jin merasa Mo Yeon yang selalu menjadi wakil di kampusnya karena keburuntungan nama depan Mo Yeon saja, yakni Kang. Mo Yeon menampiknya,”Bukan begitu!”. Shi Jin menyindir,”Mungkin karena umur ?”. Kemudian Mo Yeon menjelaskan besok dia akan pergi ke kampusnya demi menghadiri para juniornya yang akan mengambil sumpah dokter.
Mo Yeon menegaskan dia turut hadir dalam acara akademik itu, karena dia seorang senior yang terkemuka dulu saat di kampus. Shi Jin menyindir,”Apa kamu punya utang juga ?”. Karena sindiran Shi Jin itu malah membuat Mo Yeon jengkel dan menyuruh Shi Jin segera pulang ke rumahnya. Namun Shi Jin mengaku tak bisa pulang karena padatnya lalu lintas di Seoul sekarang. Mo Yeon bernarasi,”Hippocrate bilang ini, dia bilang ini sungguh banyak waktu. Beberapa kata2 yang tinggal di pikiranmu, namun beberapa kata2 tersisa di hatimu. Seperti contoh, ini”.
Lalu alur film ini memperlihatkan seorang mahasiswi kodekteran yang sedang diambil sumpah dokternya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Juga seorang perwira akademi militer yang sedang diambil sumpah jabatannya untuk memberikan pengorbanan yang terbaik bagi nusa bangsa negara Korea. Mahasiswi,”Saya akan menegakkan tanggung jawabku pada pasienku. Meskipun saya menghadapi bahaya. Saya takkan menggunakan ilmu dokterku yang berlawanan dari hukum kemanusiaan”.
Mo Yeon kembali berkata di hatinya, Mo Yeon,”Meskipun saya menghadapi bahaya, Saya enggak akan mundur dari banyak macam bahaya. Bahkan senjata macam apapun, tetap menjaga tanah ini aman”. Muncullah saat Mo Yeon menolong banyak korban gempa Urk, serta Shi Jin juga pasukan Alpha yang berseteru dengan pasukan Arab.
Para perwira akademi militer pun membuang ke langit topi militer mereka juga mahasiwa kedokteran yang melempar toga mereka. Ini sebagai tanda mereka sudah siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa negara Korsel. Mo Yeon,”Hari ini tak terhitung Shi Jin dan tak terhitung Mo Yeon yang berjanji melakukan itu. Saya harap janji itu benar2 dijaga”. Kemudian Shi Nin dan Mo Yeon kembali ke pantai kapal karam, dan menaruh kerikil yang pernah mereka bawa. Shi Jin senang bisa kembali ke pantai kapal karam itu.
Mo Yeon merasa karena Shi Jin-lah dia kehilangan kesempatan untuk datang ke pantai kapal karam dengan lelaki lain. Mo Yeon tak ingin datang ke pantai kapal karam itu sendiri, apalagi pemandagannya yang indah. Karena kesal Shi Jin pun mengejar Mo Yeon. Saat dikejar oleh Shi Jin, Mo Yeon meminta Shi Jin untuk berhenti sambil memotretnya dengan hpnya. Mo Yeon,”Karena hanya gambar itu saya memilikimu yakni x-ray. Dan saya sudah melihat itu banyak kali”. Kemudian Mo Yeon menantang Shi Jin untuk menangkapnya jika memang dia bisa. Mo Yeon,”Tangkap aku jika kamu bisa!”. Shi Jin,”Kamu akan mati jika saya menangkapmu”.
Lalu Shi Jin pun mengejar Mo Yon yang berlari darinya. Mo Yeon,”Namun kapankah kita akan berangkat ?”. Shi Jin,”Saat perahu itu datang seperti itu”, sambil menunjuk tangannya ke boat. Mo Yeon,”Sungguh? Wow! Saya sendiri dengan seorang pria!. Ini Daebak”. Keduanya pun kembali saling berkejaran. Dan pada sore hari, Shi Jin dan Mo Yeon melihat pemandagan pantai kapal karam. Keduanya menaiki kapal karam, dan Mo Yeon minum sebotol anggur. Mo Yeon,”Kamu sungguh tak ingin minum ? Ini sungguh enak”. Shi Jin,”Saya sungguh ingin minum, namun Saya harus mengedarai perahunya itu”. Mo Yeon,”Kamu bilang kita takkan berangkat”.
Shi Jin memandangi wajah manis Mo Yeon yang memandangi laut. Shi Jin penasaran apakah anggur yang diminum oleh Mo Yeon enaknya rasanya. Mo Yeon mengaku anggur yang diminumnya sungguh enak dan menawarkannya pada Shi Jin. Mo Yeon mengenang masa silam dulu mengira dia akan meninggal. Sebaliknya Shi Jin malah berpikiran dia gugup bisa meninggal sekarang, karena ada alkohol di pantai juga ditemani seorang yang cantik yakni Mo Yeon.
Memandangi langit, Shi Jin melihat bintang2nya seperti akan jatuh. Tak lama Mo Yeon malah melihat sebuah bintang jatuh, dan kagum akan hal itu. Mo Yeon baru pertama kalinya melihat bintang jatuh. Mo Yeon tak menyangka bintang di seluruh dunia terlihat di pantai kapal karam. Shi Jin bertanya apakah Mo Yeon akan memanjatkan sebuah keinginan, namun Mo Yeon ternyata sudah memanjatkan keinginannya saat bintang itu jatuh.
Mo Yeon,”Coba dan ambil satu bintang itu bagiku”. Shi Jin,”Saya sudah mengambilnya. Itu yang duduk disampingmu. Kamu sungguh hangat. Kehidupanku sungguh benderang tiba2”. Mo Yeon tersenyum mendengar pujian Shi Jin itu akan dirinya. Shi Jin tak menyangka wanita seperti Mo Yeon menghampiri hidupnya.
Mo Yeon,”Kamu harus menyelamatkan negara di kehidupan lalumu. Enggak. Kamu pastinya menjadi hakim di kehidupan lalumu”. Shi Jin merasa kehidupannya kini sudah banyak kemajuan. Mo Yeon berharap dia dan Shi Jin akan bertemu kembali pada kehidupan selanjutnya. Shi Jin merasa dia harus menyelamatkan negara kembali untuk bisa bertemu dengan wanita seperti Mo Yeon.
Namun Mo Yeon berencana dia tak ingin bertemu dengan Shi Jin di kehidupan selanjutnya. Mo Yeon,”Jika saya bilang enggak, kamu takkan datang padaku?. Kamu harus datang berjumpa denganku di kehidupan selanjutnya juga”. Shi Jin,”Kamu sudah janji”. Keduanya kembali menatap indahnya langit, Shi Jin,”Apa yang kamu inginkan ?”. Shi Jin,”Kamu akan terkejut. Shi Jin,”Apa itu ?”. Mo Yeon,”Tolong biarkan pria ini… menciumku. Akankah itu menjadi nyata ?”.
Dan keinginan Mo Yeon untuk dicium oleh Shi Jin pun menjadi nyata. Keduanya saling berciuman romantis sebagai tanda sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta yang sangat saling mencintai, dan sudah melalui banyak tantangan. Shi Jin,”Saya cinta kamu..”. Mo Yeon,”Saya juga..”. Shi Jin,”Ini sebuah pertanyaan”. Mo Yeon,”Saya cinta kamu. Inilah jawabanku”. Shi Jin,”Saya juga..”.
Keduanya pun tenggelam dalam romansa cinta yang mendalam. Chi Hoon, Min Ji, serta Mo Yeon bersiap2 untuk pergi ke pesta pernikahan Daniel dan Ye Hwa. Mo Yeon sejenak melihat rekening kartu kreditnya. Chi Hoon,”Namun di negara asing, bukannya mereka memberikan hadiah, bukannya uang buat pernikanan ?”. Mo Yeon,”Buat pernikahan dan penguburan, pembayaran tunai pastinya diterima disemua usian dan negara”.
Akhirnya semua mantan relawan Urk pun tiba di acara pernikahan Daniel dan Ye Hwa di Kanada. Min Ji,”Ye Hwa terlihat sedikit cantik semenjak dia berpakaian, penikahannya sungguh unik”. Min Ji sedikit masih cemburut karena Ye Hwa yang berhasil mendapatkan Daniel. Lalu Mo Yeon menyahut apa yang dilihatnya sekarang sesuatu yang unik. Ternyata Mo Yeon melihat Dae Young sedang memegang bunga mawar putih seperti orang bodoh. Shi Jin,”Gosh.. tidak bisakah tidak melakukan sesuatu seperti itu ?”.
Dae Young terus saja seperti orang bodoh mencium bunga mawar merah di hadapannya. Myeong Joo,”Biarkan dia sendiri. Dia seorang wanita yang memiliki banyak kenangan tentang pernikahan. Mantan pacar”. Tak lama Chi Hoon muncul, Chi Hoon,”Apa anda suka akhir yang seperti ini ?. Kami mengatasi semua kemalangan hidup dengan cinta dan hidup dengan bahagia setelah waktu yang lama. Tamat”. Tiba2 saja lampu mati, Ja Ae,”Kiss Time ?”. Tak lama lampu ruangan kembali menyala.
Seorang pelayan gedung datang dan melaporkan bahwa ada gunung merapi yang meletus. Semua hadirin lari. Min Ji,”Oh.. yah tuhan..”. Min Ji tak menyangka mereka akan bertemu kembali dengan bencana alam. Akhirnya semua mantan relawan Urk harus kembali bertugas. Chi Hoon,”Lalu apakah kita akan melewatkan liburan kita ?”. Shi Jin, Mo Yeon, dan semuanya bersiap2 untuk bertugas kembali menangani bencana alam ini. Shi Jin,”Ayo pergi..”. Dan drama inipun tamat.
Mimin ucapkan terima kasih banyak buat yang sudah membaca semua episode sinopsis DOTS, dan nantikan sinopsis mimin yang lain.
Semua Dok Gambar KBS 2TV Korea Selatan
Comments
Post a Comment