Tulisan ini dibuat untuk mengikuti #WritingChallenge yang diadakan oleh kampus fiksi hari kesepuluh (27 januari 2017)
Malam itu, di rumahmu.
"Jika kamu bisa, apa yang ingin kamu rubah di masa lalu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi?" tanyanya saat aku sedang melihat acara komedi yang ditayangkan di stasiun televisi.
"Apa?" tanyaku lagi.
"Pada dasarnya kita akan berjanji pada seseorang, atau setidaknya pada satu hal yang kita berharap bisa mengulangnya sehingga kesalahan itu tidak akan terjadi lagi."
"Tidak akan mengulanginya lagi ya?"
Dia mengangguk.
Aku menggumam, "Mungkin kalau bisa aku ulangi lagi, aku nggak akan mengecewakan orangtuaku. Aku belum bisa membahagiakan mereka tapi membuat mereka kecewa dengan hubunganku yang nggak direstui oleh mereka dulu."
"Kamu menyesal?"
"Menyesal buat apa? Kalau untuk menjalani sebuah hubungan dengannya ya menyesal juga, karena pada akhirnya benar kata orangtuaku kalau dia bukan orang yang tepat buatku."
"Terus sekarang?"
"Yasudah, toh akhirnya kami berpisah dan sekarang aku punya kamu. Nggak ada yang perlu disesalkan lagi, apalagi kamu juga udah dapet ijin dari orangtuaku." aku tersenyum.
Dia mengangguk "Terimakasih."
Aku terkekeh "Udah ah, kamu bikin aku kangen rumah."
Dia ikut tertawa "Nanti ya? kita bakal sering pulang ke Surabaya. Orang tua kamu pasti kangen sama calon menantu gantengnya ini."
"Ih, pede banget sih ini? Calon mantu siapa coba?" dia menggelitiki pinggangku, kamu melanjutkan acara tertawa kami "Curang kok yang digelitikin aku!" ujarku bahagia, ya. Tidak perlu kamu melihat masa lalu yang terkadang menyakitkan, kamu cukup menoleh sejenak, lalu kembali berjalan kearah masa depanmu.
Comments
Post a Comment