Tulisan ini dibuat untuk mengikuti #KampusFiksi writing Challenge hari pertama (18 Januari 2017)
Setelah satu jam menunggu sebuah suara di sudut yang sedang kami duduki, akhirnya tercetuslah satu pertanyaan yang aku sendiri ragu akan jawabannya.
"Kamu ingin kekasih yang seperti apa?"
Aku terdiam, apa yang harus aku jawab?
"Tipe kekasih idamanmu pasti susah untuk ditemukan, mengingat sampai saat ini kamu masih sendiri, bahkan setelah perpisahan kita untuk kesekian kalinya dalam beberapa tahun ini." katanya.
"Kata siapa susah?" elakku.
Alisnya terangkat, tanda bertanya "Lalu?"
"Karena bagaimanapun tipe kekasih yang kita inginkan, akan sia-sia saja kalau kita tidak jatuh cinta dan nyaman ketika bersamanya, aku tak punya tipe apapun, yah mungkin hanya yang beragama sama sepertiku, tapi untuk yang lainnya? tidak. Tidak harus ganteng, tidak harus mapan, apalagi kaya." jawabku panjang.
Laki-laki itu terdiam, kemudian secercah senyum berlesung pipitnya hadir diantara kami.
"Kalau aku, apakah kamu jatuh cinta padaku?"
Aku memilih mengangkat bahu, kemudian tanganku digenggamnya "Karena akupun begitu, hanya bisa jatuh cinta padamu, tanpa alasan, tanpa sebab."
Kini aku tersenyum, membalas genggaman tangannya. Kini semua dinding diantara kami runtuh, dinding yang dengan bodohnya kami bangun akhirnya terbongkar hari ini, hanya dengan dua kata: Jatuh cinta
Comments
Post a Comment