Tulisan ini dibuat untuk diikut sertakan dalam #WritingChallenge yang diadakan Kampus Fiksi dan BasaBasi Store hari keenam (16 Maret 2017)
Apa saya pernah kehilangan? Sejujurnya, kehilangan seperti apa yang harus kita kenang? Rasa kehilangan akan selalu terjadi dalam hidup kita, entah itu mengenai benda ataupun orang di sekitar kita. Tapi bukan berarti kehilangan harus kita kenang berlarut-larut, karena hidup bukan hanya tentang kehilangan, tapi juga tentang bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari setiap kehilangan yang kita rasakan.
Saya nggak akan curhat tentang mantan cap kecap asin punya saya (dahulu), tapi yang sedikit saya sesali adalah kehilangan teman-teman yang sudah terlampau dekat dengan saya.
Saya tidak pernah punya banyak teman, yah mungkin teman saya hanya beberapa, mereka lebih banyak pergi meninggalkan saya karena mungkin memang saya yang 'kurang baik' sama mereka.
Saya menyesal, sedikit karena kehilangan mereka, tapi lebih banyak menyesal karena belum bisa menjadi teman terbaik yang pantas mereka panggil sahabat, saya cukup sadar diri, kesalahan saya waktu itu terlampau besar untuk mereka maafkan, bahkan sampai kini saya belum bisa memaafkan diri saya sendiri.
Kami dulu hanyalah teman satu kelas di sekolah, yah kemudian berkembang menjadi dekat satu sama lain, sebelumnya saya juga 'ditinggalkan' oleh teman-teman yang selalu bersama saya pada awal masuk sekolah (Dan sampai sekarang, setelan lima tahun berlalu.)
Nasib saya banget kan ditinggalkan? Ya sudahlah. Sudah cukup saya kehilangan.
Jadi setelah banyak canda, tawa dan jalan-jalan yang kami lalui bersama, mereka memutuskan saja hubungan dengan saya, dan semenjak lulus tahun 2012 hingga kini kami hanya bertemu sekali, padahal mereka hampir satu bulan sekali bertemu.
Saya iri? Jelas, mereka bahkan punya grup di Line untuk setiap hari berkomunikasi. Sedangkan dengan saya? paling hanya salah seorang dari mereka mengirim pesan pribadi saat dia sedang suntuk dan tidak ada teman yang bisa memarahi tentang tindakannya yang menurut saya dia seperti akan mati jika lelakinya menjalin hubungan dengan wanita lain.
Padahal mereka ber-enam kalau nggak salah, dan nggak ada yang mau menghubungi saya. Saya mungkin bukan orang baik, saya punya banyak salah, tapi setidaknya saya sudah berusaha menjadi orang yang apa adanya. Jika karena menjadi diri sendiri saya tetap dibenci jadi saya harus bagaimana? Menjadi yang mereka inginkan dan menipu diri saya? Jadi saya putuskan untuk belajar ikhlas, saya hanya berharap jika memang mereka bukan teman yang baik untuk saya, nanti saya akan diberi teman yang bukan hanya teman di dunia, tapi teman di akhirat nanti. Teman yang akan meringankan segala kesalahan saya dan dengan bangga mengatakan "She is my bestfriend" kepada dunia.
Oke, saya sudah terlalu banyak curhat, sebaiknya saya hentikan sebelum saya kecewa karena kehilangan orang yang saya sebut sebagai sahabat (walaupun mereka tidak) Semoga kalian yang baca tulisan ini sedikit sadar bahwa kehilangan tidaklah seburuk itu, kalian masih bisa berdiri, masih bisa berlari dan masih bisa bernapas bukan karena mengingat kehilangan, tetapi karena kalian masih bisa mendapatkan sesuatu yang akan kalian jadikan alasan untuk selalu berbahagia.
Tetap jadilah dirimu sendiri, meski kamu dibenci. Setidaknya yang membencimu adalah orang yang tidak mengenalmu.
Semoga beruntung!
xoxo
Comments
Post a Comment