Oke, ini kedua kalinya saya ikut #WritingChallenge yang diadakan Kampus Fiksi ini bersama Ika Vihara. (mamahnya Gavin yang aku kangenin)
ps : Segera terbitkan Gavin-ku atau jodohin aku sama dia :P
Sahabat akan selalu ada saat kamu membutuhkannya dalam hal apapun dan kapanpun.
Saya nggak punya banyak teman ayng saya panggil sahabat, karena memang teman saya sedikit, saya nggak terlalu bergaul dengan dunia luar (apa lagi dunia mistis).
Saya memanggilnya Gundul- karena dulu dia berkepala plontos. Dia teman pria yang dengan bangga saya sebut sahabat. Pertama kali kami bertemu adalah saat kelas tiga SD, keetulan saya dan dia satu kelas.
Awalnya kami seperti anak kecil 90-an lainnya, kebetulan saya sering berantem saya dia karena dia jahil. tapi begitulah kami, tiada hari tanpa berdebat, tapi itu yang membuat kami dekat hingga selulus sekolah dasar.
Setelah itu takdir ternyata memihak kami- kami bersekolah di SMP sama walaupun akhirnya berbeda kelas. Perbedaan lingkungan juga sempat mengundurkan persahabatan kami. karena setiap orang pasti berpikir kami pacaran, padahal tidak. saya selalu menyebutnya sahabat.
Di dunia ini nggak persahabatan antara laki-laki dan perempuan nggak akan bertahan lama. Jika bukan karena salah satu mencintai sahabatnya, mungkin pacar nggak suka dengan sahabatnya.
Dia sahabat yang baik, dia selalu ada di saat saya membutuhkannya, meskipun saya tahu kadang saya nggak bisa menemaninya. Kami masih bicara, walaupun kadang bicara di tempat yang agak sepi biar nggak terlihat sama temen-temennya yang mulutnya bocor ngalahin atap rumah. Lagi pula kami nggak suka dengan suasana yang terlalu ramai, kami suka segala sesuatu yang tenang.
Kemudian, setelah lulus SMP, kami berpisah, saya pindah di kota sebelah Surabaya, dia tetap. akhirnya kami lost-contact satu tahun hingga akhirnya bertemu di jagad maya-Facebook.
Kadang, kita memang harus berterima kasih pada Mark Zuckerberg karena telah menciptakan Facebook walaupun sekarang jarang sekali saya buka. Facebook telah banyak memepertemukan orang di belahan dunia, saya juga.
Kami bersahabat lagi, ternyata dia pindah ke Sidoarjo- tepat di perumahan yang sama dengan tempat tinggal saya! Saya seneng bukan main, akhirnya saya punya teman dekat di sini. Kami sering bertemu dan bercerita kembali, kami saling berbagi cerita lagi.
Tapi kadang, kita nggak akan bisa membaca masa depan, kami berdua saat ini sibuk dengan kuliah dan pekerjaan yang kami lakukan dalam satu waktu. Walaupun tidak sering bertemu, setidaknya saya masih menganggap ada persahabatan diantara kami.
Hei, Ndul.
Ini tulisanku buat kamu, tetaplah menjadi pria gundulku yang akan ada di sisa umurku.
Comments
Post a Comment