“Kamu kenapa?” tanya mama yang tiba-tiba masuk ke kamarku.
Aku menggeleng “Nggak ma.”
Kemudian pandangan mama berpindah ke pangkuanku, disana ada foto lama keluarga kami ketika merayakan ulang tahunku.
“Kamu kangen ayah ya?” tanya mama dengan lembut.
Aku mengangguk sambil membelai foto itu. "Ma, Kinara mau kerumah ayah, minta ijin sama ayah." ujarku pada mama.
Sesaat mama terdiam, pandangannya mengabur, pikirannya kurasa menghilang.
Aku memegang tangan perempuan yang telah melahirkanku itu "Ma, bagaimanapun hubungan kita sama ayah beliau tetap ayah kandung Kinara, kalau mama punya masalah sama ayah itu masalah kalian, Kinara nggak berhak ikut campur walaupun Kinara anak mama sama ayah." kataku lalu menghembuskan nafas "Kinara sebentar lagi menikah, dan Kinara mau ayah yang jadi wali Kinara, karena memang dialah yang paling berhak menikahkan Kinara dan Bram."
Mama mulai terisak, aku tahu beliau masih mencintai ayah, mereka berdua saling mencintai. yang aku tidak tahu adalah mengapa mereka berpisah dan ayah yang pergi dari rumah kami.
"Ma, boleh ya Kinara pergi?"
Akhirnya mama mengangguk pelan "Temui ayahmu, beliau juga pasti bahagia melihatmu bahagia." katanya, lalu aku memeluk ibuku, ibu terhebat di dunia, ibu yang mampu membesarkanku seorang diri tanpa ada pendamping disisinya.
Silahkan baca kelanjutannya di : http://www.storial.co/book/surat-cinta-dari-ayah
Comments
Post a Comment