Skip to main content

Review: Critical Eleven

My rating: 4 of 5 stars
Editor: Rosi L. Simamora
Desain sampul: Ika Natassa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1892-9
Cetakan pertama, Juli 2015



Cuma butuh waktu kurang lebih 10 jam (lama banget karena kepotong kerjaan) untuk menghabiskan buku ini, buku yang baru dibeli setelah pre-order move edition part 2 yang janjinya dapet postcard bertanda-tangan Ika Natassa tapi ternyata post card punya saya belum di tanda-tangani :(

Karena ini lanjutan dari review di goodreads, jadi saya lanjutkan saja.

Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.
Jujur saja, ini adalah buku pertama dari Ika Natassa yang aku baca, masih belum tahu seperti apa tulisan dan gaya bahasa dari Kak Ika, awal membaca adalah  karena penasaran sama filmnya, karena nggak afdol buat saya kalau nonton film yang diadaptasi dari buku sebelum baca bukunya. 


1. Aku cuma butuh tiga halaman untuk jatuh cinta sama buku ini, termasuk karakter Ale-Anya yang serasa mereka hidup di dunia nyata. Ini buku aku banget.

Ada alasan kenapa karakter ini aku cinta banget, mereka punya kehidupan yang mapan tapi nggak terlalu fairytale, walaupun pekerjaan Ale sebagai petroleum engineer adalah pekerjaan yang berat sekaligus keren.


2. Dengan bahasa yang campur aduk, untung nggak merasakan susah dalam membacanya, Kak Ika memilih kata yang sudah menjadi percakapan sehari-hari.

Mungkin banyak yang bilang "Novel Indo kok bahasanya nyampur?" tapi aku yang sering lihat tweet kak Ika yang pakai bahasa gado-gado pun paham, kalau memang begitulah cara kak Ika untuk menyempaikan sesuatu.


3. Well, kak Ika menciptakan karakter paling realistis menurutku, dengan berbagai pekerjaan, sifat, dan kehidupan. Tapi ya kaya sifat orang yang kadang nggak cocok sama kita, aku juga kurang cocok dengan sifat Anya yang terlalu sensitif dan suka melarikan diri ketika Ale pulang, padahal hanya 5 minggu Ale di rumah mereka dan 5 minggu kemudian dia harus kerja di tengah laut lagi.

Aku berpikir akan jadi apakah aku kalau punya sosok "Ale", jika itu terjadi, aku akan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, nempel selama-lamanya. 

I think hal yang paling penting dalam sebuah pernikahan adalah komunikasi. Tapi bagaimana bisa komunikasi lancar kalau salah satu pihak suka melarikan diri?

4. Pertemuan mereka pertama kali adalah hal yang paling saya suka, selain karena mereka penasaran satu sama lain. Juga karena sebelas menit di pesawat adalah sebelas menit paling kritis dalam sebuah penerbangan. Lucu ketika Ale yang jarang pulang bertemu Anya yang mengingkan tujuan untuk pulang.

Aku suka ketika Anya bilang ia suka bandara namun benci terbang, aku juga suka saat Ale melihat sisi lain dari Anya yang membuatnya jatuh cinta. 

Dengan kamu, aku sudah bakar jembatan, Nya. I've burned my bridges. There's no turning back. There's only going forward, with you.-38 

5. Kehilangan memang nggak mudah, bagaimana Ale dan Anya yang sudah girang karena punya anak harus berubah menjadi orang yang paling menyedihkan di dunia karena kehilanngannya di hari-hari terakhir sebelum lahir.

Well, aku belum menikah, apalagi punya anak, jadi aku nggak bisa mendefinisikan bagaimana rasanya kehilangan anak yang tinggal menghitung hari untuk lahir di dunia. Aku pasti akan seperti Anya: sedih, nangis, bahkan sampai tidur di kamar anak yang sudah aku tunggu, tapi aku juga berusaha untuk bangkit, karena di situ bukan cuma aku yang kehilangan, tapi suamiku juga, jadi mungkin kita akan berbagi kesedihan bersama, nggak cuma menghindar dan memilih hang-out dengan teman-teman.

6. Ada beberapa bahasan tentang kopi walaupun nggak banyak dan saya yang nggak ngerti tentang kopi jadi pengen tahu, tapi yah itu cuma sebentar sih. Cuma obrolan ayah dan anak yang hubungannya nggak begitu baik.

Istri itu seperti biji kopi sekelas Panama Geisha dan Ethiopian Yirgacheffe, Le. Kalau kita sebagai suami -yang membuat kopi- memperlakukannya tidak tepat, rasa terbaiknya tidak akan keluar. Aroma khasnya, rasa aslinya yang seharusnya tidak keluar, Le. Rasanya nggak pas. Butuh waktu lebih dari dua tahun dulu baru Ayah merasa sudah memperlakukan Ibu kamu sebagaimana seharusnya dia diperlakukan. Dari mana Ayah tahu sudah bisa? Dari perlakuan Ibu ke Ayah. Memang butuh belajar lama, butuh banyak salah dulu juga, tidak apa-apa. Yang penting kita tekun, sabar, penuh kesungguhan, seperti kita membuat kopi, Le. Bedanya dengan kopi, kalau kita sudah bingung dan putus asa, bisa cari caranya di Internet. Tinggal google. Istri tidak bisa begitu, harus kita coba dan cari caranya sendiri.-34
7. Aku suka dengan bagaimana Kak Ika menggambarkan kehidupan si tokoh utama, dengan POV bergantian, Kak Ika memberikan pandangan bahwa wanita itu bisa menjadi apa aja yang dia inginkan tanpa harus kehilangan jati diri sebagai ibu.

Fuck the whole life is an experience! Fuck the whole "This is neither good or bad. This just happens and that's it.-15


8. Baca buku ini menurutku bisa membuat kita merasakan apa yang dirasakan si tokoh. Seperti aku yang membaca bagian Anya, aku akan merasa sangat kehilangan sesuatu yang sudah aku tunggu, dan bagaimana rasanya kita mencintai dan membenci satu orang dalam waktu yang bersamaan. Atau waktu baca bagian Ale, aku merasa Anya itu nggak adil, karena nggak mau mendengarkan aku dan bicara apa yang dia rasakan sampai 6 bulan.

Ale punya caranya sendiri untuk mencintaiku, ia ada bahkan ketika tidak ada. -36

we react every single thing in our life because of our memory -21 

9. Aku menyatakan diriku sebagai #TeamAle (ini nggak penting) aku akan yah mencoba bicara walaupun akhirnya nggak dianggap.

Karena beginilah dari dulu gue mencintai Anya. Tanpa rencana, tanpa jeda, tanpa terbata-bata.-142
10. Aku rasa, endingnya kurang nendang, aku berpikir endingnya malah Ale-Anya akan duduk, berdua, berbicara apa yang mengganjal sama mereka berdua, bukan hanya karena Anya hamil lagi.

Marriage is a little bit like gambling, isn't it? In marriage, when we win, we win big. But when we lost, we lost more than everything. We lost ourselves, and there's nothing sadder than that.- 152

Aku udah baca beberapa review di goodreads ini, yah suka apa enggaknya sama buku ini relatif sih ya, tapi menurutku buku ini bisa dibuat pelajaran kalau kita mau atau baru menikah, akan ada banyak yang berubah itu tergantung kita sendiri.



Love does not consist of gazing at each other, but in looking outward together in the same direction-330




Comments

Popular posts from this blog

Advertisement

Surabaya, 24 Juli 2019. Hallo. Setelah sekian lama berhenti menulis, akhirnya saya datang kembali, namun datang dengan prospek usaha dari perusahaan dari tempat saya bekerja. Ini dia.. Jadi, perkenalkan, ini adalah mesin printer, yang bisa mencetak gambar di berbagai media pangan, contohnya kopi, jus, dan kue. Semua bisa dicetak dan dinikmati dengan tinta edible yang aman diminum dengan sertifikasi halal dari MUI dan aman dari BPOM. Karena masih pagi, jadi ijinkan saya salin dan tempel dari website perusahaan saya. https://www.coffee-printer.com Keuntungan menggunakan Coffee Printer untuk bisnis anda bisa anda temukan di  sini… ATTENTION . WANTO TO GIVE A BUZZ TO YOUR BUSINESS? Apakah anda punya  MASALAH  dengan  PERSAINGAN? Atau  PROSPEK EKONOMI  mengganggu bisnis anda? Mungkinkah sebuah peralatan yg inovatif seperti Coffee Printer yg anda perlukan? CONSIDER THIS IDEA! HADIRKAN IDE SEGAR  dan  KREATIF Manfaatkan  DAYA VIRAL MURAH  dari marketing

Prelo - Cara Jual Beli Barang Bekas. Aman. Berkualitas.

Halo! Kali ini saya nggak akan mengulas buku atau posting tulisan saya. Tapi, ini sama pentingnya dengan membaca buku.... Yap! Belanja. Tapi nih ya, sebagai karyawan sejati yang cuma kaya di tanggal satu sampai dua puluh, saya bakal berbagi cerita saya buat belanja sesuai keinginan tapi low-budget . Perkenalkan, teman baru saya : Prelo Sim salabim! Ini bukan sulap atau sihir, tapi ini beneran. Jadi, si ijo lucu ini adalah situs jual-beli barang bekas. What? Bekas? Oke girl. Marilah kita membahasnya. Ada yang salah dengan barang bekas? Saya sih oke-oke aja asal masih layak pakai. Lagian nggak jarang saya pakai baju dari mamah yang jadul tapi hits lagi. Sebenarnya, saya baru berkenalan dengan prelo beberapa bulan yang lalu, waktu itu saya mencari buku yang dijual lagi, dengan alasan lebih hemat dan dapat banyak. Hehe. Maklum, pengen ngumpulin dan baca 300 buku sebelum dilamar. Ah. Kemudian saya cobalah belanja di Prelo  dan ketemu

Reading Challenge

Happy new year!!! Sudakah membaca masuk dalam resolusimu? Ini beberapa Reading Challenge untuk tahun 2017, lainnya menyusul ya! yuk diikutin :)