Skip to main content

Liefdesgeschiedenis - Rainbow (9)



There is always rainbow after the rain. Mungkin memang klise, tapi aku selalu percaya bahwa akan ada pelangi yang datang kepada kita setelah hujan turun.

Aku menyukai hujan sejak lama, kemudian Pram datang dengan segala yang membuatku lebih mencintai hujan. Menurutnya, ia lebih ramah terhaap hujan hanya karena saat itu adalah saat yang paling tepat menikmati kopi.

Dan kini, setelah satu bulan semenjak pertemuan terakhir kami dan aku yang melepasnya pergi melalui surat kecil. Aku lebih menikmati hidupku; setidaknya saat aku sedang melakukan apapun yang aku sukai.

Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk suatu hubungan, terlalu banyak yang terjadi, banyak duka yang tercipta, tapi lebih banyak suka yang mengelilingi kami. lalu kini kami bagaikan dua orang tidak pernah menjalani hari bersama. Aku bagaikan patung dan dia batu. Kami hidup dalam diam.

“Nggak ngelamun gitu nggak bisa? Ini kita lagi makan siang dan makananmu belum kamu sentuh.” ujar kak Andra, kini kami sedang makan siang di kantin rumah sakit tempatku praktik.

Aku tertawa “Hujan-hujan enak ngelamun kali kak.”

“Kamu kebanyakan periksa anak-anak ya? Mereka kan suka hujan.”

Aku mengangguk, memutuskan untuk mulai menyuapkan gado-gado ke mulutku. “Daripada pasien kakak yang udah berumur kan mending aku.” aku menggodanya; kak Andra adalah dokter jantung yang biasanya menangani pasien lanjut usia.

Dia tertawa “Nanti selesai praktik jam berapa?”

“Jam lima, kenapa kak?”

“Mau nonton?”

“Tapi aku yang pilih filmnya ya?”

Dia mengangguk setelah menyelesaikan makanannya. Kemudian kami berdua kembali menuju ruang praktikku. Disana, sudah ada beberapa orang yang mengantre.

“Bu dokter sudah ditunggu sama anak-anak. Aku balik dulu ya?”

“Hati-hati kak.” Ujarku. Ia tersenyum lalu perlahan meninggalkanku.

***


“Yakin mau nonton ini?” ia memandang tiket bioskop yang aku pesankan dengan setengah hati.

Aku mengangguk antusias, sambil menggandeng lengannya aku berjalan menuju teater. "Pasienku banyak yang cerita soal film ini, jadi aku penasaran."

"Mereka itu kan polos banget An, jadi mereka akan dengan senang hati menceritakan apa yang mereka suka atau tidak." ujarnya.

Kami akhirnya duduk si tempat yang sudah kami pilih, di barisan kedua dari atas. Kak Andra berdalih tidak suka duduk di tempat yang lebih rendah dari barisan kedua, dan aku menurutinya. "Kalau pasien kakak pasti yang berfilosofi dong, secara udah pada berumur." Kataku.

Dia mengangguk "Mereka mengajarkan banyak hal sama aku tentang kehidupan An, dan aku menyadari kalau aku membutuhkan pengalaman orang lain supaya aku bisa menjadi orang yang lebih baik." ujarnya. "Udah, ayo ditonton. Kan kamu yang minta nonton ini."

"Jangan tidur." aku memperingatkan kak Andra, aku teringat semalam lelaki itu mengerjakan operasi pada salah satu pasiennya.

Ia tertawa, mengenggam tanganku. "Kalau aku udah mulai ketiduran berarti tugas kamu untuk menceritakan film ini padaku." lalu mengedipkan matanya.

Aku hanya menggeleng padanya, namun tak melepas genggaman tangannya. Setidaknya dialah pelangiku untuk saat ini.



#DapurCokelat - Rainbow



Comments

Popular posts from this blog

Advertisement

Surabaya, 24 Juli 2019. Hallo. Setelah sekian lama berhenti menulis, akhirnya saya datang kembali, namun datang dengan prospek usaha dari perusahaan dari tempat saya bekerja. Ini dia.. Jadi, perkenalkan, ini adalah mesin printer, yang bisa mencetak gambar di berbagai media pangan, contohnya kopi, jus, dan kue. Semua bisa dicetak dan dinikmati dengan tinta edible yang aman diminum dengan sertifikasi halal dari MUI dan aman dari BPOM. Karena masih pagi, jadi ijinkan saya salin dan tempel dari website perusahaan saya. https://www.coffee-printer.com Keuntungan menggunakan Coffee Printer untuk bisnis anda bisa anda temukan di  sini… ATTENTION . WANTO TO GIVE A BUZZ TO YOUR BUSINESS? Apakah anda punya  MASALAH  dengan  PERSAINGAN? Atau  PROSPEK EKONOMI  mengganggu bisnis anda? Mungkinkah sebuah peralatan yg inovatif seperti Coffee Printer yg anda perlukan? CONSIDER THIS IDEA! HADIRKAN IDE SEGAR  dan  KREATIF Manfa...

Sinopsis Descendants Of The Sun Episode 9 Part 2

Mr. Jin mrnyerahkan brankas berisi berlian yang ia temukan dengan susah payah kepada Argus. Tapi ada masalah, kuncinya rusak. "Aku tidak punya pilihan. melainkan untuk membawa semuanya. Jadi kalian harus membukanya." Lanjut Mr. Jin.  Tapi Mr Jin terlambat 27 jam dan 15 menit. Argus menodongnya dengan pistol. Mr. Jin memohon supaya Argus tak membunuhnya, ia beralasan kalau semua itu karena gempa. "Apa kau tahu kesamaan medan perang dengan bencana? Tidak ada yang peduli....atau tahu ada mayat."  Mr. Jin sampe merem-merem ketakutan ia berjanji akan melakukan apa saja, semuanya. asalkan Argus membiarkannya hidup. Argus menjawab kalau Mr. Jin tidak harus melakukan apapun, cukup Lakukann sesuai perintahnya. "Tentu. Bukan masalah. Iya, iya." jawab Mr. Jin lega dan akhirnya Argus CS pun pergi. Anak buah Argus membuka brankas tapi tidak ada berlian di dalamnya. Si anak buah berpikir bahwa Mr. Jin sudah menipu mereka dan ia ...

Third Person

Sebenarnya, saya baru belajar mereview sebuah karya, entah iut buku atau film. But I trying. Sebagai tanda saya serius belajar membuat sebuah review, ijinkan saya memulainya dari film ini.  Genre : Drama/Romance Produser : Paul Haggis Sutradara : Paul Haggis Pemain : Liam Neeson, Olivia Wilde, Mila Kunis, James Franco, Adrien Brody, Maria Bello, Moran Atias, Kim Basinger Durasi : 2 hrs 17 mins Rating : M18 (Mature Theme) Tanggal rilis : 20 juni 2014 Sinopsis: Kisah ini menceritakan tentang 3 kejadian dan 3 pasangan yang berbeda tapi masih saling berhubungan. Cerita pertama adalah kisah seorang penulis yang pernah meraih piala Pulitzer di bidang fiksi: Michael (Liam Nesson) yang baru saja meninggalkan istrinya Eleine (Kim Basinger) dan memilih pergi ke Paris. Dan disana si Michael ini bertemu dengan kekasih masa lalunya bernama Anna (Olivia Wilde) yang seorang jurnalis ambisius. Akhirnya mereka menjalani hubungan yang sama-sama menyimpan miste...