“Gimana mau dapet jodoh kalau perempuan disuruh nunggu sampai dua jam begini?” tanyaku saat ia melepas jas putihnya.
Kak Andra tersenyum “Kamu kan dokter, masa kaya abege sih ngambek karena ada pasienku yang gawat tadi.”
“Ih, namanya perempuan mana ada yang suka nunggu.”
“Sebentar, aku ke kamar mandi dulu ya?” kemudian ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di ruangan praktiknya.
Aku kembali membaca buku kesehatan yang ada di meja tamu kak Andra.
“Ada apa An?” tanyanya saat baru keluar dari kamar mandi.
“Nggak, sudah makan?”
Dia menggeleng “Bawa makanan ya?”
Aku mengangguk, menyerahkan tempat makan yang sudah berisi makanan.
“Kamu sudah makan?”
“Aku diet.”
“Diet apa? Kurus begitu masih mau diet. Ayo makan berdua.”
“Nggak ah, itu kan buat kakak. Aku udah makan tadi.”
Dia menganguk, lalu menikmati makanannya. “Enak ya punya adik dokter, ngerti banget kalau kelaparan.”
“Udah, nggak usah muji begitu, bilang aja masakanku enak.”
“Ih, kamu digombalin udah nggak mempan ya? Kebanyakan digombalin sama mantan.” katanya. “Si mantan belum ngehubungin kamu dan minta balikan kan? Awas aja kalau sampai dia minta balikan. Langsung aku operasi pencakokan jantung nanti.”
“Sadis banget ih dokter jantung.”
Dia tertawa “Mending jantungnya itu buat orang yang membutuhkan. Orang dia sudah punya calon istri dan calon anak, masih juga mau mantan. Maruk itu namanya.”
“Iya-iya, udah sana makan dulu.”
***
“Nggak mampir?” tanyaku saat kami sudah sampai di depan apaertemenku.
Dia menggeleng “Nggak, nanti malah kepengen yang lain.”
Aku terkekeh “Ya udah, aku turun ya?”
“Eh, jangan turun dulu. Sini dulu.”
“Apa?”
“Aku mau liat muka kamu dulu, nanti aku rindu.”
“Gombalnya receh banget sih.”
“Biarin.”
“Terus?”
“Ya sudah, turun sana.”
“Sekarang malah ngusir aku?”
Dia tertawa “Ini ya, anak siapa coba punya mood swing begini?”
“Anak ayah sama mamaku lah. Masa anak tetangga?”
“Yasudah, terus mau bagaimana ini. makan sudah, mau kemana lagi?”
Aku mengangkat bahu. “Udah ah, aku masuk ya?”
Ia memainkan rambutku, lalu mengangguk “Kalau kangen bilang ya?”
“Pede banget.”
“Soalnya aku nggak bakal ngerti sama kode perempuan kalau lagi kangen. Biasanya aku yang bilang kangen duluan.” kemudian ia mencium pipiku sekilas.
Aku terkekeh, lalu keluar dari mobilnya. Dan ketika aku memasuki lobby, ponselku berdering, tanda pesan masuk dari kak Andra.
Andra Wistara
My heart is close- no, I choose to close it, Till I miss you, missing you and your beautiful soul. Now, my heart is opened. No key, no Words.
Aku melirik ke belakang, dia masih disana, sedang tersenyum padaku. Aku membalas senyumannya kemudian mengangguk, akhirnya ia menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan apartemen. The best feeling is when someone appreciates everythings about you.
#DapurCokelat – Till I miss you
Comments
Post a Comment