Sophismata by Alanda Kariza
My rating: 4 of 5 stars
Politik, anak muda, mimpi, cinta. Nikmat mana lagi yang kau dustakakan? *ngikut testimoninya kang Maman di halaman pertama novel ini*
Kalau manusia bisa memilih untuk dilahirkan kembali, saya ingin menjadi Timur dan Sigi secara bersamaan : bekerja dan menggeluti dunia politik tanpa masuk partai politik. Enggak tahu kenapa saya jadi tipe orang yang nyinyir soal politik tapi tetep mengikuti segala jungkir baliknya. Kadang juga nggak percaya kalau benar-benar ada manusia yang berhasil keluar dari dunia politik dengan status bersih tanpa tersandung kasus apapun.
Well, sampai sekarang belum nemu ada teman dekat yang enak diajak ngobrolin politik, jangankan politik, ngomong tentang manchester united aja bisa diitung pakai jari, yah walaupun nyatanya juga teman saya nggak banyak. ha ha.
JADI TUHAN, KIRIMKAN TIMUR PADAKU PLISSSS.
Sigi : perempuan yang anti politik tapi harus bekerja menjadi straff seorang anggota DPR, dia pengen jadi staff ahli dan melakukan apa yang bisa ia pelajari utnuk sampai ke tahap itu. Tapi sayangnya perempuan masih dipandang belum teralu mampu untuk setara dengan kaum pria, di dunia politik sekalipun.
Timur : kakak senior Sigi waktu SMA, si Timur ini gimana ya, nggak dingin tapi bikin melting, nggak kaku tapi bisa bikin kangen. hah. orangnya sosialis idealis untuk mendirikan sebuah partai politik yang ia yakini bakal menjadi wadah yang tepat untuk kemajuan Indonesia. Si sekretaris jendral yang pe-luk-able.
Politik, dunia yang kejam, Sigi tahu itu, dan nyatanya ia tetap berjuang utnuk bisa memberikan sesuatu utnuk negrinya, tanpa harus menjadi bagian dari politik itu sendiri, dari sanalah ia bekerja sebagai staff administrasi dengan JS- seorang anggota DPR yang semakin lama semakin ingin melakukan apapun utnuk menjadi orang yang berpengaruh.
Di sinilah semuanya dimulai, bagaimana Sigi akhirnya bertemu kemali dengan Timur, bagaimana mereka dekat, bagaimana masalah diluar [politik bosnya yang membuatnya ikut terseret dan mengancam karirnya, hingga bagaimana ia dengan caranya melindungi nama baik JS membuatnya menjadi staff ahli walaupun ia membenci cara itu.
Konfliknya enggak berlebihan yang membuat kita bisa menyelesaikannya dengan sekali duduk.
Oh, ini buku Alanda Kariza pertama yang saya baca dan suka banget. Dari awal terbit sudah ngincer buku ini dan saat mejeng di toko buku nggak pakai mikir dua kali buat nyomotnya. Buku ini saya pamerin sebagai buku-gue-banget. Yaampun, masih mabok sama buku ini ternyata. Kalau buku favorit lain menceritakan tentang perempuan kuat yang hampir jadi sosialita, buku ini mengajarkan bahwa sebenarnya perempuan itu bisa dan mampu untuk menggeluti dunia politik.
View all my reviews
My rating: 4 of 5 stars
Politik, anak muda, mimpi, cinta. Nikmat mana lagi yang kau dustakakan? *ngikut testimoninya kang Maman di halaman pertama novel ini*
Kalau manusia bisa memilih untuk dilahirkan kembali, saya ingin menjadi Timur dan Sigi secara bersamaan : bekerja dan menggeluti dunia politik tanpa masuk partai politik. Enggak tahu kenapa saya jadi tipe orang yang nyinyir soal politik tapi tetep mengikuti segala jungkir baliknya. Kadang juga nggak percaya kalau benar-benar ada manusia yang berhasil keluar dari dunia politik dengan status bersih tanpa tersandung kasus apapun.
Well, sampai sekarang belum nemu ada teman dekat yang enak diajak ngobrolin politik, jangankan politik, ngomong tentang manchester united aja bisa diitung pakai jari, yah walaupun nyatanya juga teman saya nggak banyak. ha ha.
JADI TUHAN, KIRIMKAN TIMUR PADAKU PLISSSS.
Sigi : perempuan yang anti politik tapi harus bekerja menjadi straff seorang anggota DPR, dia pengen jadi staff ahli dan melakukan apa yang bisa ia pelajari utnuk sampai ke tahap itu. Tapi sayangnya perempuan masih dipandang belum teralu mampu untuk setara dengan kaum pria, di dunia politik sekalipun.
Timur : kakak senior Sigi waktu SMA, si Timur ini gimana ya, nggak dingin tapi bikin melting, nggak kaku tapi bisa bikin kangen. hah. orangnya sosialis idealis untuk mendirikan sebuah partai politik yang ia yakini bakal menjadi wadah yang tepat untuk kemajuan Indonesia. Si sekretaris jendral yang pe-luk-able.
Politik, dunia yang kejam, Sigi tahu itu, dan nyatanya ia tetap berjuang utnuk bisa memberikan sesuatu utnuk negrinya, tanpa harus menjadi bagian dari politik itu sendiri, dari sanalah ia bekerja sebagai staff administrasi dengan JS- seorang anggota DPR yang semakin lama semakin ingin melakukan apapun utnuk menjadi orang yang berpengaruh.
Di sinilah semuanya dimulai, bagaimana Sigi akhirnya bertemu kemali dengan Timur, bagaimana mereka dekat, bagaimana masalah diluar [politik bosnya yang membuatnya ikut terseret dan mengancam karirnya, hingga bagaimana ia dengan caranya melindungi nama baik JS membuatnya menjadi staff ahli walaupun ia membenci cara itu.
Konfliknya enggak berlebihan yang membuat kita bisa menyelesaikannya dengan sekali duduk.
Oh, ini buku Alanda Kariza pertama yang saya baca dan suka banget. Dari awal terbit sudah ngincer buku ini dan saat mejeng di toko buku nggak pakai mikir dua kali buat nyomotnya. Buku ini saya pamerin sebagai buku-gue-banget. Yaampun, masih mabok sama buku ini ternyata. Kalau buku favorit lain menceritakan tentang perempuan kuat yang hampir jadi sosialita, buku ini mengajarkan bahwa sebenarnya perempuan itu bisa dan mampu untuk menggeluti dunia politik.
View all my reviews
Comments
Post a Comment